edukasi E-LAHAB: Fakta Penularan IMS Pada Penderita HIV/AIDS

Fakta Penularan IMS Pada Penderita HIV/AIDS

Tim peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga menguak fenomena kejadian Infeksi Menular Seksual (IMS) pada penderita HIV/AIDS melalui sebuah penelitian.

Dr. Afif Nurul Hidayati, dr., SpKK(K) bersama dr. Densy Violina H dan Muhammad Miftahussurur dr., M.Kes., Sp.PD melakukan studi penelitian terkait insidensi, epidemiologi, diagnosis, dan pengobatan pasien HIV yang disertai IMS di Unit Perawatan Intermediate Penyakit Infeksi (UPIPI) RSUD Dr. Soetomo pada tahun 2013 hingga 2014.

Hasilnya mencengangkan. Dari penelitian tersebut tim menyimpukan bahwa terjadi kenaikan jumlah pasien dengan HIV dari tahun 2013 hingga 2014. Bahkan, meningkatnya jumlah pasien HIV juga diikuti dengan bertambahnya jumlah pasien IMS.

Tercatat, mayoritas pasien HIV dengan IMS berada pada kelompok usia dengan kecenderungan aktivitas seksual yang tinggi yaitu pada usia 25-44 tahun.

Selain itu, penyakit sifilis dengan manifestasi ulkus genital juga banyak di dapatkan pada pasien HIV. Berkurangnya jumlah CD4+ hingga <200 pada pasien HIV meningkatkan insidensi sifilis pada pasien.

Dr. Afif Nurul Hidayati, dr., SpKK(K) menyebutkan, kasus Kondiloma akuminata adalah kasus terbanyak yang ditemui pada pasien HIV dengan IMS di UPIPI RSUD Dr. Soetomo. Kondiloma akuminata adalah kutil yang muncul di area sekitar genitalia yang disebakan karena infeksi Human papiloma virus (HPV) dan ditularkan melalui hubungan seksual.

“Risiko infeksi HPV tiga puluh kali lebih tinggi pada pasien HIV dengan kutil kelamin. Infeksi HPV pada pasien HIV juga lebih mudah berkembang menjadi kanker serviks dan anal,” ungkapnya.

Seperti kita ketahui, Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan virus yang dapat menyebabkan terjadinya Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Virus ini mampu meruntuhkan benteng pertahanan sistem imunitas serta menurunkan kadar sel CD4+ pada tubuh sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan pertahanan sistem imun.

Dr Afif menjelaskan, HIV tidak dapat berkembang diluar sel tubuh manusia. Jumlah virus paling banyak terdeteksi pada darah, cairan tubuh termasuk cairan mani, serviks dan vagina. Inilah alasan mengapa potensi tertinggi penularan HIV terjadi melalui hubungan seksual.

“Penularan HIV melalui hubungan seksual anal lebih sering terjadi karena tekstur membran mukosa pada anus lebih tipis sehingga mudah terluka,”jelasnya.

Berdasarkan data Kementrian Kesehatan Indonesia, angka pasien dengan AIDS relatif meningkat setiap tahun.Sementara dari hasil analisa tim peneliti, prevalensi pasien HIV/AIDS dengan IMS lebih banyak dialami pria dibanding wanita.

Pria cenderung terkena lebih banyak pajanan akan faktor risiko HIV/AIDS dan IMS karena sebagian besar pria memiliki aktivitas di luar yang lebih tinggi dibanding wanita.

“Sebagai contoh, pria yang bekerja jauh dari keluarga akan memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk mengunjungi tempat prosistusi. Selain itu, beberapa kasus IMS pada wanita tidak menunjukkan gejala yang berarti,”ujar Dr Afif.

Dr Afif menjelaskan, ada korelasi erat antara IMS dengan HIV. IMS dapat meningkatkan risiko penularan dan penyebaran virus HIV, sebaliknya infeksi HIV juga dapat meningkatkan terjadinya IMS.

“Menurunnya sistem imun pasien HIV ditandai dengan berkurangnya jumlah sel T helper CD4+. Pasien HIV akan lebih mudah terkena penyakit oportunistik yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme seperti virus, jamur, maupun bakteri. karena imunitas menurun, akibatnya tubuh tak mampu mencegah serangan infeksi dari mikroorganisme tersebut,”ungkapnya.

Salah satu penyakit oportunistik yang banyak diderita oleh pasien dengan HIV adalah IMS. Hingga saat ini, manifestasi klinis IMS pada pasien HIV masih perlu dievaluasi lebih dalam lagi.

Dari penelitian ini, Dr afif dan tim menyimpulkan adanya hubungan antara jumlah pasien HIV dengan peningkatan jumlah infeksi HPV. Menurunnya pertahanan imunitas seluler pada pasien HIV yang ditandai dengan berkurangnya jumlah CD4+ pada tubuh membuat pasien lebih mudah terkena infeksi HPV.

Sebagian besar pasien HIV dengan IMS di UPIPI RSUD Dr. Soetomo memilki predileksi seksusal heteroseksual, diikuti dengan homoseksual dan bisksual.

Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah karena IMS pada wanita yang biasanya asimtomatik sehingga dapat menurunkan kewaspadaan dan meningkatkan kecenderungan untuk berganti-ganti pasangan dalam hubungan seksual, sehingga dapat terjadi peningkatan penularan IMS.

Dari hasil pengamatan, pola penularan HIV di Indonesia masih terus mengalami berubah,. Mulai dari penularan melalui jarum suntik, dan kini sebagian besar trend penularan melalui hubungan seksual heteroseksual.

Penularan HIV dari ibu ke anak juga meningkat pada tahun 2010, sehingga perlu dilakukan pencegahan dengan diagnosis dini HIV pada wanita hamil serta memaksimalkan terapi dan pengobatan pada ibu hamil dengan HIV.

“Kaitan erat antara HIV/AIDS dengan IMS menunjukkan pentingnya edukasi seksual pada masyarakat dalam upaya mengurangi angka kejadian HIV/AIDS dan IMS di Indonesia,”ungkapnya.

Naskah: Sefya H Istighfaricha

Referensi : Harnanti, D. V., Hidayati, A. N., & Miftahussurur, M. (2018). Concomitant sexually transmitted diseases in patients with diagnosed HIV/AIDS: a retrospective study. African journal of infectious diseases, 12(1S), 83-89.

Link : https://doi.org/10.2101/Ajid.v12i1S.12

UNIVERSITAS KEDOKTERAN Fakultas Kedokteran

 

Mungkin gambar satu orang atau lebih

KONSELING & TESTING 
GRATIS, PRIVASI TERJAMIN 
R.ANGGREK, KLINIK VCT, KEDIRI 

# FB: R.ANGGREK, KLINIK VCT, KEDIRI 
https://www.facebook.com/KLINIK.VCT.KEDIRI/
# IG: one_azis 
https://www.instagram.com/invites/contact/?i=4spclpxh357y&utm_content=10mu5pc
# Youtube: One Azis 
https://youtube.com/channel/UCD8We94Q03D2lGplUUUbVAA
# TikTok: @one_azis 
https://vt.tiktok.com/ZSeTw5xue/ 
# Google: R.ANGGREK, KLINIK VCT, KEDIRI 
https://g.co/kgs/zytcp4
# Maps: R.ANGGREK, KLINIK VCT, KEDIRI 
https://maps.app.goo.gl/HodQqRqURzemGoaG6
# WA: 0857 363 60 363 
https://wa.me/message/TMI4LEJTPJNAL1