edukasi E-LAHAB: PEMERIKSAAN VIRAL LOAD

PEMERIKSAAN VIRAL LOAD

viral load adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk melihat efektivitas terapi antiretroviral (ARV) pada Orang dengan HIV-AIDS (ODHA).

Pemeriksaan viral load (VL HIV) direkomendasikan oleh WHO sebagai cara paling akurat untuk memonitor efektivitas pengobatan HIV-AIDS yang mengonsumsi ARV.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, estimasi ODHA pada tahun 2020 adalah sebanyak 543.075 yang tersebar di seluruh Indonesia.

Pemerintah menetapkan pencapaian target Three Zero pada tahun 2030 untuk pengendalian epidemi HIV AIDS di Indonesia yang meliputi, zero infeksi HIV baru, zero kematian karena AIDS pada Orang Dengan HIV AIDS (ODHA), serta zero diskriminasi.

Ketiga target ini dapat dicapai dengan memantau status pengobatan antiretroviral (ARV) pada ODHA melalui pemeriksaan viral load.

Viral load adalah jumlah virus yang terdapat dalam volume darah orang yang terinfeksi. Secara spesifik, istilah ini merujuk pada banyaknya partikel virus dalam setiap mililiter darah. Dalam konteks HIV dan AIDS, viral load menunjukkan jumlah HIV yang diukur dari darah pasien. Hasil viral load dapat memberikan implikasi yang berbeda untuk berbagai virus yang menginfeksi. Namun umumnya, hasil viral load yang tinggi berarti infeksi yang terjadi di tubuh pasien menunjukkan kenaikan.

Dalam pengobatan HIV, viral load juga berkaitan erat dengan CD4. CD4 merupakan sel imun yang berperan dalam perlindungan tubuh terhadap penyakit sekaligus menjadi sel yang diserang oleh HIV. Viral load yang tinggi dapat berimplikasi pada CD4 yang rendah.

Tes viral load penting untuk memonitor kesehatan orang yang terinfeksi HIV. Tes viral load biasanya dilakukan sebelum pasien memulai terapi antiretroviral atau ARV. Tes kemudian akan dilakukan secara berkala untuk mengonfirmasi efektivitas terapi yang dijalani.Tes viral load dilakukan dengan mendeteksi RNA, materi genetik virus yang berperan dalam reproduksinya. Hasil viral load dideskripsikan sebagai jumlah salinan RNA HIV untuk tiap mililiter darah. Namun, saat berbicara pada pasien, dokter mungkin hanya menyebutkan angkanya saja tanpa satuan mililiter, seperti 100.000, 10.000, atau 20.

Karena viral load merujuk pada jumlah virus dalam darah pasien, maka semakin rendah viral load akan semakin baik. Tujuan dari pengobatan HIV sendiri adalah untuk menekan hasil viral load serendah mungkin. Hingga saat ini, viral load hanya dapat diturunkan dengan konsumsi ARV secara rutin.Selain menekan viral load, konsumsi ARV juga bertujuan untuk menjaga kadar CD4 dalam tubuh pasien tetap pada rentang yang sehat, yakni 500-1600 sel/mm3 darah.

Arti hasil tes viral load

Hasil viral load dapat dikategorikan menjadi tinggi, lebih rendah, atau tidak terdeteksi:

1. Viral load tinggi

Hasil viral load di atas 100.000 menunjukkan jumlah HIV yang tinggi dalam darah. Namun, angka ini bukanlah batas atas karena beberapa pasien bisa saja memiliki 1 juta salinan virus dari hasil tes viral load mereka.Hasil viral load yang tinggi menunjukkan bahwa virus di tubuh pasien terus bereplikasi. Infeksi dalam tubuh pasien juga cenderung meningkat dengan cepat.

2. Viral load lebih rendah

Apabila hasil tes viral load menunjukkan di bawah 10.000 salinan virus, maka dokter mungkin akan menyebutnya sebagai kategori lebih rendah. Kategori ini mengindikasikan bahwa HIV dalam darah tidak begitu cepat bereproduksi. Namun, penting untuk diingat bahwa hasil ini belum cukup optimal dalam tujuan pengobatan HIV.

3. Tidak terdeteksi atau undetectable

Hasil viral load di bawah 20 salinan virus menunjukkan kategori tidak terdeteksi atau undetectable. Hasil ini merupakan tujuan dalam terapi penanganan HIV sudah optimal. Penting untuk diingat bahwa viral load “tidak terdeteksi” bukan berarti pasien sudah sembuh. Namun, dengan menjaga hasil ini, pasien bisa memiliki harapan hidup yang sama atau mendekati sama dengan orang biasa.Viral load yang tidak terdeteksi juga menunjukkan bahwa pasien memiliki risiko yang sangat kecil untuk menularkan HIV ke orang lain. Namun, dokter biasanya tetap menyarankan penggunaan kondom saat berhubungan seks.

Penyebab hasil viral load tidak menurun

Ada beberapa kemungkinan penyebab viral load tidak menurun walau pasien sudah diresepkan ARV. Beberapa kemungkinan penyebab tersebut, yaitu:

Pasien tidak minum obat ARV secara konsisten

HIV dalam tubuh pasien telah bermutasi atau berubah secara genetik

Salah dosis dalam pemberian ARV

Kesalahan dalam laboratorium saat pemeriksaan viral load

Pasien menderita penyakit penyerta

Referensi:

AIDS Map. https://www.aidsmap.com/about-hiv/viral-load

Diakses pada 29 Juli 2020Healthline. https://www.healthline.com/health/hiv-aids/cd4-viral-count

Diakses pada 29 Juli 2020Healthline. https://www.healthline.com/.../hiv-aids/your-hiv-viral-load

Diakses pada 29 Juli 2020News Medical Net. https://www.news-medical.net/health/What-is-Viral-Load.aspx

Diakses pada 29 Juli 2020Web MD. https://www.webmd.com/.../hiv-viral-load-what-you-need-to...

Diakses pada 29 Juli 2020

Keterangan foto tidak tersedia.

KONSELING & TESTING 
GRATIS, PRIVASI TERJAMIN 
R.ANGGREK, KLINIK VCT, KEDIRI 

# FB: R.ANGGREK, KLINIK VCT, KEDIRI 
https://www.facebook.com/KLINIK.VCT.KEDIRI/
# IG: one_azis 
https://www.instagram.com/invites/contact/?i=4spclpxh357y&utm_content=10mu5pc
# Youtube: One Azis 
https://youtube.com/channel/UCD8We94Q03D2lGplUUUbVAA
# TikTok: @one_azis 
https://vt.tiktok.com/ZSeTw5xue/ 
# Google: R.ANGGREK, KLINIK VCT, KEDIRI 
https://g.co/kgs/zytcp4
# Maps: R.ANGGREK, KLINIK VCT, KEDIRI 
https://maps.app.goo.gl/HodQqRqURzemGoaG6
# WA: 0857 363 60 363 
https://wa.me/message/TMI4LEJTPJNAL1