Diperketat, Ini Sederet Aturan Baru WHO soal Masker

Portrait of young woman putting on a protective mask for coronavirus isolation

Jakarta - Sarah Oktaviani Alam - detikHealth

Pada bulan Juni lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak masyarakat di seluruh dunia untuk menggunakan masker kain, di dalam maupun luar ruangan. Hal ini ditujukan untuk menghindari penularan virus Corona.

Kini WHO kembali memperbarui pedoman tersebut dengan beberapa poin penting. Berikut poin penting yang diperbarui WHO dalam pedoman tersebut.

1. Menggunakan masker di ruangan dengan ventilasi buruk

WHO sangat menyarankan penggunaan masker di tengah pandemi ini, saat di luar maupun dalam ruangan. Apalagi ruangan tersebut memiliki ventilasi yang buruk.

2. Usia 12 tahun ke atas wajib memakai masker

Untuk anak usia 12 tahun ke atas, WHO sudah mulai mewajibkan mereka untuk menggunakan masker. Saat menerima tamu di rumah pun, WHO menyarankan mereka untuk tetap menggunakan masker.

3. Penggunaan masker di dalam ruangan dengan ventilasi yang baik

WHO juga tetap menganjurkan menggunakan masker saat di luar atau di dalam ruangan yang memiliki ventilasi baik. Bahkan jaga jarak satu meter juga masih perlu diterapkan.

"Dalam semua skenario, masker yang melindungi dari penularan virus daripada infeksi perlu disertai dengan tindakan pencegahan lain, seperti mencuci tangan," ujar WHO.

4. Aktivitas fisik yang berat tidak disarankan menggunakan masker

Dalam pedoman terbarunya, WHO juga menyarankan orang yang melakukan aktivitas fisik yang berat tidak perlu menggunakan masker terlebih dulu dengan beberapa risiko terkait, terlebih untuk para pengidap asma.

Selain itu, WHO pun menyoroti aktivitas olahraga di gym yang tetap harus menerapkan protokol COVID-19 yang baik.

"Ventilasi yang memadai, jarak fisik dan desinfeksi permukaan dengan sentuhan tinggi di gym harus dipertahankan, atau penutupan sementara harus dipertimbangkan," imbuhnya.

5. Tenaga medis tetap bisa menggunakan masker N95

"Petugas kesehatan dapat mengenakan masker respirator N95 jika tersedia saat merawat pasien COVID-19, tetapi satu-satunya perlindungan yang terbukti adalah ketika mereka melakukan prosedur yang menghasilkan aerosol yang membawa risiko lebih tinggi," kata WHO.