edukasi E-LAHAB: Demam dan kondisi kesehatan yang menurun mungkin sudah menjadi gejala umum untuk para penderita HIV

Demam dan kondisi kesehatan yang menurun mungkin sudah menjadi gejala umum untuk para penderita HIV. Sistem kekebalan tubuh yang melemah dan tak mampu lagi melawan virus lain yang masuk dan menyebabkan penyakit.

Akan tetapi, tidak hanya gejala tersebut yang menunjukkan adanya infeksi HIV. Masih banyak gejala lainnya yang patut diwaspadai juga. Misalnya saja, gejala yang dialami penderita HIV seperti kelainan pada kulit.

Pada HIV/AIDS, terjadi gangguan dari fungsi kekebalan tubuh terhadap penyakit, sehingga membuat kulit lebih rentan terhadap infeksi, proses alergi dan penyakit kulit lainnya.

Gejala HIV yang Muncul pada Kulit

Tidak ada ruam tunggal yang spesifik pada penderita HIV. Ini karena ketika seseorang terserang HIV, perubahan sistem kekebalan tubuh penderita dapat memicu sejumlah reaksi kulit. Karena HIV mengurangi kemampuan sistem kekebalan untuk melawan infeksi, penderita HIV berisiko dari berbagai infeksi kulit dan ruam.

1. Moluskum kontagiosum

Ini adalah infeksi virus pada kulit yang sangat menular yang dapat ditularkan dari orang ke orang melalui kontak kulit ke kulit, berbagi pakaian, atau hanya dengan menyentuh benda yang disentuh penderita HIV. Moluskum kontagiosum menyebabkan benjolan berwarna merah muda pada kulit. Pada penderita HIV/AIDS, benjolan merah bisa muncul lebih dari 100.

2. Virus herpes

Beberapa jenis virus herpes umum terjadi pada penderita AIDS. Infeksi virus herpes simpleks menyebabkan pecahnya luka di sekitar area genital atau mulut. Sementara infeksi virus herpes zoster disebabkan oleh virus yang sama yang menyebabkan cacar air. Itu juga dapat menyebabkan herpes zoster. Ini adalah ruam ekstrem yang sangat menyakitkan di satu sisi tubuh.

3. Sarkoma kaposi

Ini adalah jenis kanker yang dimulai pada sel-sel yang melapisi getah bening atau pembuluh darah. Sarkoma Kaposi menyebabkan lesi gelap pada kulit. Kondisi ini mungkin muncul seperti bercak atau benjolan berwarna cokelat, ungu, atau merah. Sarkoma Kaposi juga dapat menyebabkan kulit membengkak.

4. Oral hairy leukoplakia

Ini adalah infeksi virus yang memengaruhi mulut, yang dapat menyebabkan lesi putih yang tebal pada lidah yang terlihat berbulu. Ini sangat umum pada orang dengan AIDS yang memiliki sistem kekebalan yang sangat lemah.

5. Seriawan

Kandidiasis oral, juga dikenal sebagai sariawan, adalah infeksi jamur yang menyebabkan lapisan putih tebal terbentuk di lidah atau pipi bagian dalam.

6. Fotodermatitis

Ini adalah kondisi kulit di mana kulit bereaksi terhadap paparan sinar matahari dengan mengubah warnanya menjadi lebih gelap. Ini paling umum pada orang kulit berwarna, tetapi siapa pun dengan HIV rentan terhadap fotodermatitis.

7. Prurigo nodularis

Kondisi kulit ini melibatkan wabah benjolan yang gatal di kulit. Gatal bisa sangat hebat dan parah. Prurigo nodularis paling umum dengan sistem kekebalan yang sangat lemah, serta di antara orang kulit berwarna dengan HIV / AIDS.

8. Dermatitis seboroik

Dermatitis seboroik adalah masalah kulit yang relatif kecil dan secara tidak proporsional memengaruhi penderita HIV.

Informasi kesehatan ini telah ditinjau oleh dr. Patricia Aulia

KONSELING & TESTING 
GRATIS, PRIVASI TERJAMIN 
R.ANGGREK, KLINIK VCT, KEDIRI 

# FB: R.ANGGREK, KLINIK VCT, KEDIRI 
https://www.facebook.com/KLINIK.VCT.KEDIRI/
# IG: one_azis 
https://www.instagram.com/invites/contact/?i=4spclpxh357y&utm_content=10mu5pc
# Youtube: One Azis 
https://youtube.com/channel/UCD8We94Q03D2lGplUUUbVAA
# TikTok: @one_azis 
https://vt.tiktok.com/ZSeTw5xue/ 
# Google: R.ANGGREK, KLINIK VCT, KEDIRI 
https://g.co/kgs/zytcp4
# Maps: R.ANGGREK, KLINIK VCT, KEDIRI 
https://maps.app.goo.gl/HodQqRqURzemGoaG6
# WA: 0857 363 60 363 
https://wa.me/message/TMI4LEJTPJNAL1