edukasi E-LAHAB: tahapan infeksi HIV berkembang menjadi AIDS

virus HIV yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4 yang merupakan salah satu jenis sel darah yang menjadi bagian dari sistem pertahanan tubuh.

Virus HIV dapat masuk ke dalam sel darah putih dan merusaknya, sehingga jumlah sel darah putih yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi akan menurun.

Sebagai akibat dari kondisi tersebut, sistem kekebalan tubuh menjadi lemah dan penderitanya mudah terkena berbagai penyakit. Kondisi inilah yang disebut sebagai Acquired Immuno Deficiency Syndrom (AIDS).

Jadi, AIDS adalah kumpulan penyakit (sindrom) yang muncul akibat penurunan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV.

ketika individu sudah tidak lagi memiliki sistem kekebalan tubuh, maka semua penyakit dapat masuk ke dalam tubuh dengan mudah (infeksi oportunistik).

Oleh karena sistem kekebalan tubuh penderita AIDS menjadi lemah, maka penyakit yang tadinya tidak berbahaya bisa menjadi sangat berbahaya

HIV kira-kira membutuhkan waktu 2-15 tahun hingga menimbulkan gejala.

1. Periode masa jenderla

Periode masa jendela yaitu periode di mana pemeriksaan tes antibody HIV masih menunjukkan hasil negatif walaupun virus sudah masuk ke dalam darah pasien dengan jumlah yang banyak.

Antibodi yang terbentuk belum cukup terdeteksi melalui pemeriksaan laboratorium karena kadarnya belum memadai.

ANtibodi terhadap HIV biasanya baru muncul dalam 3-6 minggu hingga 12 minggu setelah infeksi primer.

Periode jendela sangat penting diperhatikan karena pada periode jendela ini pasien sudah mampu dan potensial menularkan HIV kepada orang lain.

Tahapan Infeksi HIV Menjadi AIDS

Virus HIV dapat masuk ke dalam sel darah putih dan merusaknya, sehingga jumlah sel darah putih yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi akan menurun.

Sebagai akibat dari kondisi tersebut, sistem kekebalan tubuh menjadi lemah dan penderitanya mudah terkena berbagai penyakit. Kondisi inilah yang disebut sebagai Acquired Immuno Deficiency Syndrom (AIDS).

Baca juga: Jadi Penyakit Menakutkan, Benarkah HIV/AIDS Tidak Bisa Diobati?

Jadi, AIDS adalah kumpulan penyakit (sindrom) yang muncul akibat penurunan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV.

Melansir Buku Bahan Ajar AIDS pada Asuhan Kebidanan (2015) oleh Yulrina Ardhiyanti, SKM., M.Kes., dkk., ketika individu sudah tidak lagi memiliki sistem kekebalan tubuh, maka semua penyakit dapat masuk ke dalam tubuh dengan mudah (infeksi oportunistik).

Oleh karena sistem kekebalan tubuh penderita AIDS menjadi lemah, maka penyakit yang tadinya tidak berbahaya bisa menjadi sangat berbahaya.

AIDS biasanya disertai adanya bermacam-macam penyakit, seperti penyakit konstitusional, penyakit saraf, hingga penyakit infeksi sekunder.

Tahapan infeksi HIV berkembang jadi AIDS

Seseorang yang terinfeksi HIV pada umumnya tak langsung menyadari terpapar virus berbahaya tersebut.

HIV kira-kira membutuhkan waktu 2-15 tahun hingga menimbulkan gejala.

Melansir Buku HIV & AIDS: Pendekatan Biologi Molekuler, Klinis, dan Sosial Edisi 2 (2014) oleh Nasronudin, perjalanan infeksi HIV, jumlah virus dan gejala klinis melalui 3 fase ditambah 1 periode (4 tahap).

Baca juga: Lawan Stigma, Pengidap HIV Bukan untuk Dijauhi

Berikut tahapan infeksi HIV berkembang menjadi AIDS:

1. Periode masa jenderla

Periode masa jendela yaitu periode di mana pemeriksaan tes antibody HIV masih menunjukkan hasil negatif walaupun virus sudah masuk ke dalam darah pasien dengan jumlah yang banyak.

Antibodi yang terbentuk belum cukup terdeteksi melalui pemeriksaan laboratorium karena kadarnya belum memadai.

ANtibodi terhadap HIV biasanya baru muncul dalam 3-6 minggu hingga 12 minggu setelah infeksi primer.

Baca juga: 16 Penyakit pada Manusia yang Disebabkan oleh Virus

Periode jendela sangat penting diperhatikan karena pada periode jendela ini pasien sudah mampu dan potensial menularkan HIV kepada orang lain.

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada periode ini sebaiknya yang mampu mendeteksi antigen p18, p24, p31, p36, gp120, gp41.

2. Fase infeksi akut

Setelah HIV menginfeksi sel target, terjadi proses replikasi yang menghasilkan virus-virus baru (virion) dengan jumlah hingga berjuta-juta virion.

Viremia dari begitu banyak virion tersebut dapat memicu munculnya sindrom infeksi akut dengan gejala yang mirip penyakit flu atau infeksi mononukleosa.

Diperkirakan bahwa sekitar 50-70 persen orang yang terinfeksi HIV mengalami sindrom infeksi akut selama 3-6 minggu setelah terinfeksi virus dengan gejala umum, yakni:

Demam, Faringitis, Limfadenopati, Artralgia, Mialgia, Letargi, Malaise, Nyeri kepala, Mual, Muntah, Diare, Anoreksia, Penurunan berat badan

3. Fase infeksi laten

Pembentukan respons imun spesifik HIV dan terperangkapnya virus dalam sel dendritik folikuler (SDF) di pusat germinativum kelenjar limfa dapat menyebabkan virion dapat dikenalikan, gejala hilang, dan mulai memasuki fase laten.

Fase infeksi laten berlangsung rata-rata sekitar 8-10 tahun (dapat 3-13 tahun) setelah terinfeksi HIV.

Pada tahun ke-8 setelah terinfeksi HIV, penderita mungkin akan mengalami berbagai gejala klinis, berupa: Demam, Banyak berkeringat pada malam hari, Kehilangan berat badan kurang dari 10 persen, Diare, Lesi pada mukosa dan kulit berulang, Penyakit infeksi kulit berulang.

Gejala ini merupakan tanda awal munuculnya infeksi oportunistik. Pembengkakan kelenjar limfa dan diare secara terus-menerus termasuk gejala infeksi oportunistik.

4. Fase infeksi kronis (AIDS)

Selama berlangsungnya fase ini, di dalam kelenjar limfa terus terjadi replikasi virus HIV yang diikuti kerusakan dan kematian SDF karena banyaknya virus.

Fungsi kelenjar limfa adalah sebagai perangkap virus menurun atau bahkan hilang dan virus dicurahkan ke dalam darah.

Pada fese ini terjadi peningkatan jumlah virion secara berlebihan di dalam sirkulasi sistemik.

Respons imum tidak mampu meredam jumlah virion yang berlebihan tersebut.

Sementara, limfosit semakin tertekan karena intervensi HIV yang kian banyak.

Penurunan limfosit ini mengakibatkan sistem imun menurun dan penderita semakin rentan terhadap berbagai penakit infeksi sekunder.

Perjalanan penyakit kemudian semakin progresif yang mendorong ke arah AIDS.

Infeksi sekunder yang sering menyertai, di antaranya adalah: Pneumonia yang disebabkan oleh Pneumocytis carinii, Tuberkulosis, Sepsis, Toksoplasmosis ensefalitis, Diare akibat kriptisporidiasis, Infeksi virus sitomegalo, Infeksi virus herpes, Kandidiasis esophagus, Kandidiasis trachea, Kandidiasis bronchus atau paru-paru, Infeksi jamur jenis lain, misalnya histoplasmosis, koksidiodomikosis.

Kadang-kadang juga ditemukan beberapa jenis kanker, yakni kanker kelenjar getah bening dan kanker sarcoma Kaposi’s.

.

 

 

Mungkin gambar teks yang menyatakan 'R.ANGGREK kinkyct ediri LAYANAN BERSAHABAT LAHAB LAYANAN LAHAB HIV-AIDS/IM BERSAHABAT Periode Masa Jendela virus merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4 yang merupakan salah satu jenis darah yang menjadi bagian dari sistem pertahanan tubuh fase infeksi akut fase infeksi laten fase infeksi kronis AIDS HIV kira-kira membutuhkan waktu 2-15 tahun hingga menimbulkan gejala 24 HOTLINE E-LAHAB f R.Anggrek, Klinik VCT, Kediri 0857 363 60 363 GRATIS, PRIVASI TERJAMIN'

KONSELING & TESTING 
GRATIS, PRIVASI TERJAMIN 
R.ANGGREK, KLINIK VCT, KEDIRI 

# FB: R.ANGGREK, KLINIK VCT, KEDIRI 
https://www.facebook.com/KLINIK.VCT.KEDIRI/
# IG: one_azis 
https://www.instagram.com/invites/contact/?i=4spclpxh357y&utm_content=10mu5pc
# Youtube: One Azis 
https://youtube.com/channel/UCD8We94Q03D2lGplUUUbVAA
# TikTok: @one_azis 
https://vt.tiktok.com/ZSeTw5xue/ 
# Google: R.ANGGREK, KLINIK VCT, KEDIRI 
https://g.co/kgs/zytcp4
# Maps: R.ANGGREK, KLINIK VCT, KEDIRI 
https://maps.app.goo.gl/HodQqRqURzemGoaG6
# WA: 0857 363 60 363 
https://wa.me/message/TMI4LEJTPJNAL1