5 Kebiasaan Buruk Merespon Stres

Bila Anda cenderung mengatasi stres dengan cara yang kurang sehat, berarti Anda melipatgandakan pengaruh negatif terhadap stres dan kesehatan. Ini dia 5 kebiasaan buruk yang tanpa sadari kerap kita lakukan. 

1. Terlalu banyak mengonsumsi kafein

Walaupun minum kopi sekali-sekali tidak berbahaya, penting untuk dicatat, kafein pada kenyataannya mengandung zat yang membuat orang kecanduan. Tanpa disadari, kafein justru merusak tingkatan stres yang dialami.

2. Merokok

Bagi perokok, awalnya sebatang rokok hanya merupakan penghilang stres. Tetapi, selama masa stres, rokok tidak mungkin ditinggalkan. Sayangnya kita semua tahu, dari sisi keuangan, rokok bukanlah barang murah. Terutama bagi kesehatan. Dan karena merokok menciptakan lebih banyak stres daripada menguranginya, sangat penting untuk menghentikannya.

3. Terlalu banyak minuman beralkohol

Banyak orang yang merasa minum segelas anggur sebelum tidur di malam hari bagus untuk mengurangi stres yang dialami sehari penuh. Walau bagaimanapun, minum alkohol dapat menjadi suatu kebiasaan dan tanpa disadari dapat menimbulkan masalah pada kehidupan orang yang mengonsumsinya dan menyebabkan lebih banyak stres dibanding sebelumnya.

4. Berbelanja yang berlebihan

Setiap orang memiliki berbagai cara untuk mengatasi rasa stres. Memanjakan diri sendiri dengan cara membeli sesuatu yang bagus dan agak mahal, menurut Anda, merupakan cara yang efektif dalam merawat diri sendiri. Pada kenyataannya, membelanjakan uang, terutama dalam jumlah yang tidak kecil, justru dapat menyebabkan stres dalam masalah keuangan di masa mendatang.

5. Makan yang berlebihan

Banyak orang mengatasi rasa stresnya dengan ngemil atau makan makanan yang tidak baik untuk kesehatan secara berlebihan. Makan makanan yang tidak sehat justru dapat menambah stres Anda, karena tanpa disadari, tubuh menjadi lebih gemuk atau menimbulkan penyakit yang sebelumnya tidak Anda alami.

sumber : http://puskesmas-balowerti.blogspot.com/2008/03/5-kebiasaan-buruk-merespon-stres.html (11 Mar 2018)